Apakah aborsi medis aman?
Aborsi dengan pil atau aborsi medis pada kehamilan trimester pertama (12 minggu) terbukti >98% efektif. Ini membutuhkan prosedur yang aman dengan sedikit risiko komplikasi. Risikonya serupa dengan seseorang yang mengalami keguguran alami atau spontan dan bisa diatasi dengan mudah oleh dokter. Layanan medis lanjutan bagi kehamilan berlanjut atau aborsi yang belum tuntas berupa vakum aspirasi atau obat-obatan.
Aborsi dengan pil atau aborsi medis lebih aman dibandingkan persalinan dan penggunaan antibiotik, penisilin, atau Viagra. Di negara-negara dengan tingkat persalinan yang aman, 1 dari setiap 15.000 perempuan meninggal ketika melahirkan. Risiko fatal anaphylaxis dengan penisilin sebelumnya sudah diestimasi sekitar 1 dari 100.000. Tingkat kematian orang yang menggunakan Viagra kira-kira 4 dari setiap 100.000 pengguna.
Tingkat kematian aborsi medis kurang dari 1 per 100.000.
Aborsi dengan pil Mifepristone dan Misoprostol digunakan di banyak negara di Eropa. Di Prancis sendiri, lebih dari 2.000.000 aborsi sudah dilakukan dengan menggunakan Mifepristone dan Misoprostol sejak 1992 dan tidak ada kematian yang disebabkannya. Mifepristone dan Misoprsotol sudah masuk dalam Daftar Utama dalam Obat-obatan Esensial (Core Model List of Essential Medicines) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO, setiap individu dapat melakukan swakelola aborsi di rumah pada masa kehamilan 12 minggu tanpa dukungan langsung dari tenaga kesehatan. Tata Cara dalam Intervensi Swarawat: Swakelola Aborsi Medis dari WHO menyarankan “swakelola dapat menggugah dengan melihat beberapa alasan praktis, termasuk biaya yang lebih rendah, jadwal yang lebih mudah, kebutuhan transportasi yang menurun, kemampuan untuk mengelola stigma, dan menggugurkan kehamilan yang lebih cepat. Individu juga bisa menghargai kuasanya terkait proses aborsi dan kemampuan untuk mengoptimalisasi kenyamanan dan dukungan.”