Bagaimana cara tahu infeksi pascaaborsi?
Infeksi akibat aborsi medis sangat jarang terjadi. Kalau kamu merasa lemas, mual, muntah, diare, demam selama lebih dari 24 jam atau lebih tinggi dari 38 derajat celcius, sakit atau nyeri di perut, atau perut kamu terasa keras, kalau pendarahan semakin deras dan lebih lama dari yang diharapkan atau mengeluarkan cairan vagina yang berbau tidak enak, kamu mungkin mengalami infeksi dan perlu mencari bantuan medis secepatnya. Infeksi bisa diatasi dengan antibiotik.
Demam yang dimulai setelah penggunaan Misoprostol dan berakhir kurang dari 24 jam dan kurang dari 38 derajat celcius merupakan efek samping yang wajar. Kalau demam lebih lama dari 24 jam dan lebih dari 38 derajat celcius, kamu perlu periksa ke layanan kesehatan.
Risiko infeksi lebih tinggi pada perempuan yang melahirkan daripada melakukan aborsi medis.
Informasi tambahan:
Mayoritas studi aborsi medis melaporkan tidak adanya infeksi, meskipun beberapa studi menyebutkan beberapa kasus tersendiri. Penelitian telah menyimpulkan bahwa infeksi setelah aborsi medis sangat jarang terjadi, hanya terjadi pada <1% dari 46.400 kasus. Angka itu lebih sedikit daripada infeksi setelah aborsi pembedahan atau persalinan. Sepuluh kasus infeksi terlaporkan dari 80.000 perempuan yang melakukan aborsi medis dengan menggunakan Mifepristone di Amerika Serikat.
Tipe infeksi yang paling banyak dilaporkan setelah aborsi adalah endometritis, yang merupakan infeksi pada saluran uterus dan lapisan genital. Itu bisa juga melibatkan infeksi organ reproduksi dan sistem urinasi. Clostridium sordellii sepsis merupakan tipe infeksi pascaaborsi yang sangat jarang. Clostridium sordellii bisa menyebabkan infeksi fatal pada perempuan yang baru saja bersalin. Ini bukan infeksi yang hanya dialami perempuan yang melakukan aborsi medis. Clostridium sordellii khususnya membutuhkan perhatian pada tanda dan gejala tidak biasa yang berasosiasi pada infeksi-infeksi ini — tidak demam tetapi ada hipotensi refrakter, hemokonsentrasi, efusi di beberapa rongga serosa, dan leukositosis dramatis.